Tepat tanggal 1 Mei, para Buruh memperingati Hari Buruh Internasional. Hari ini para buruh dari seluruh wilayah Jabodetabek berbondong-bondong memadati Ibu Kota untuk menyampaikan aspirasi mereka. Mereka menuntut janji manis para “pemimpin” yang hilang terbawa angin entah kemana.pada saat kampanye.
Buruh makin tersiksa karena harga BBM terus naik dan harga bahan pokok pun juga ikut naik. Tetapi gaji yang mereka terima tidak mengalami kenaikan. Sampai ada istilah mengatakan “yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin” itulah yang dirasakan oleh para buruh. Mereka harus memutar otak agar dapat mencukupi kebutuhan keluarganya. Buruh juga makin tertindas karena ada sistem kerja kontrak. Ketika masa kontrak kerja mereka habis dan mereka tidak mendapatkan perpanjangan kontrak kerja, mereka akan menjadi pengangguran. Keluarga mereka pun menjadi kesulitan ekonomi karena sistem kerja kontrak ini. Ini bisa menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya, makin banyak pengangguran. Angka kejahatan pun makin meningkat karena kesulitan ekonomi. Makin banyak yang depresi karena kehilangan pekerjaan, bahkan bisa menyebabkan bunuh diri karena himpitan ekonomi.
Kepada para pemimpin, tolonglah perhatikan para buruh dan rakyat kecil. Hapuskanlah sistem kerja kontrak, naikanlah Upah Minimum Regional(UMR), tingkatkanlah kesejahteraan mereka. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang terkenal dengan sifat tolong menolong antar sesama. Jadi tidak ada salahnya para pemimpin membantu keadaan buruh sekarang ini. Sekaranng duduklah bersama para buruh, dengarkan aspirasi merka dan rundingkanlah. Mungkin dengan menerima aspirasi mereka, mereka akan semakin giat bekerja dan perekonomian di Indonesia akan berkembang dengan pesat. Selamat Hari Buruh Internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H