***
Hari H pengumuman tes.
Dengan wajah sumringah, aku mengunduh daftar pengumuman peserta yang lolos tes. Aku komat-kamit berdoa dan berharap namaku muncul. Bismillah, aku lolos. Aku menyugesti diri sendiri.
“Dhit, bagaimana? Sudah ada pengumuman?”
Ibu mengirim chat bertanya karena penasaran.
“Alhamdulillah. Dhita dikasih kesempatan melayani suami dan membimbing anak di Jogja, Bu. Kesempatan berkarir di luar, belum diridai.”
Aku menjawab chat ibu sesantun mungkin. Aku takut ibu kecewa. Pun aku sedang menghibur diriku dengan semua sugestiku.
“Oya, Dhit. Nggak apa-apa. Nanti ada kesempatan lain. Semoga Dhita sukses dan mendapat keberkahan, ya?”
“Aamiin ya Rabb.”
Hanya itu yang bisa kujawab untuk semua kebaikan ibu. Aku merasakan kekecewaan yang besar. Setelah semua yang sudah kulalui, kemudahan itu dan bahkan memberikan kemudahan untuk orang lain, aku belum mendapat jalan kemudahan selanjutnya. Aku sempat diam, suami pun belum menanyakan. Mungkin, dia tahu kalau aku tidak lolos, jadi dia membiarkanku yang bercerita dulu.
“Ay, aku nggak lolos.”