Mohon tunggu...
Erdhie Je
Erdhie Je Mohon Tunggu... karyawan swasta -

suka baca, penikmat cerpen dan puisi. kalau sedang kumat, suka iseng nulis.\r\n\r\nBlog Puisi Jody Erdhianto\r\nerdhiejody.mywapblog.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Derita Luwak di Balik Cerita Nikmatnya Kopi Luwak

16 September 2013   12:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:49 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita tentang kenikmatan kopi luwak sudah tersohor ke penjuru dunia. Karena ketenarannya itu, kopi luwak pernah mampir dalam salah satu episode acara talkshow terkenal, Oprah Winfrey.

Ya, kopi luwak memang fenomenal. Bukan hanya karena cita rasanya yang nikmat, melainkan juga karena harganya yang fantastis. Di Jakarta saja, harga 1 Kg kopi luwak mencapai Rp1.5 juta - Rp2 juta, tergantung kualitas. Namun tidak banyak yang tahu, ada cerita miris tentang kehidupan musang luwak di balik kepopuleran kopi luwak.

Banyaknya permintaan sering kali tidak bisa dipenuhi oleh produsen jika hanya mengandalkan luwak liar. Sementara harga yang ditawarkan oleh pembeli sangat menggiurkan. Hal itulah yang kemudian membuat produsen kopi luwak melakukan inovasi "cerdas". Luwak mulai diburu, ditangkapi, untuk kemudian dimasukkan kedalam kandang, dan dipaksa makan biji kopi yang disediakan. Di alam liar luwak hanya memilih kopi yang benar-benar matang untuk dimakan, selain buah-buahan lain yang juga disukainya. Tapi di dalam kandang, luwak hanya diberi kopi, sering kali bercampur kopi mentah. Luwak yang kelaparan tentu saja tidak punya pilihan, dan terpaksa makan apa yang ada. Lalu si pemilik tinggal menunggu hasilnya, memanen kotoran luwak.

Adanya praktek penangkaran luwak untuk menghasilkan kopi luwak telah beberapa kali diungkap, diantaranya oleh wartawan BBC. Dua wartawan BBC, Guy Lynn dan Chris Rogers yang melakukan investigasi di beberapa peternakan luwak di wilayah Sumatera, menemukan fakta bahwa luwak-luwak di penangkaran dikurung dalam kandang yang sempit. Mereka mengatakan, kebanyakan luwak berada dalam kondisi buruk, beberapa luwak bahkan dalam keadaan terluka.

Meski kebanyakan luwak yang digunakan untuk produksi kopi adalah jenis luwak yang masih banyak dijumpai, namun dalam beberapa kasus ada juga jenis luwak binturung ditemukan di dalam kandang. Padahal luwak binturung (Arctictis binturong) sudah dimasukkan dalam kategori binatang yang terancam punah.

Demi menangguk keuntungan besar, para produsen kopi luwak nakal tidak peduli populasi luwak yang semakin menurun. Luwak-luwak liar ditangkapi dan dimasukkan kedalam kandang tanpa perawatan yang memadai. Menurut informasi, dalam seminggu rata-rata dua ekor luwak mati dalam penangkaran. Jika keadaan ini terus berlanjut, lama kelamaan luwak akan benar-benar punah. Dan cucu-cucu kita kelak cuma bisa mengenal luwak dari bekas bungkus kopi luwak palsu.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun