Kasus viral serta menjadi perbincangan di kalangan Perempuan Indonesia dalam hal kecantikan saat ini yaitu terbongkarnya kebohongan beberapa brand skincare, dimana kebohongan ini sedang menjerat para owner (pemilik) skincare pada krisis kepercayaan dari Masyarakat. Terbongkar overclaim kandungan produk beberapa brand skincare ini diawali dengan beberapa dokter ahli dibidang kecantikan yang membeberkan hasil laboratorium produk yang tentu tidak sesuai dengan klaim berlebihan oleh pelaku bisnis skincare. Akibatnya banyak brand-brand yang sudah di cap overclaim ini membuat kekesalan dan kekecewaan dari para pengguna terutama kaum Wanita. Citra merek positif yang sudah dibangun sejak awal dengan drastis menjadi citra merek negatif dan hal ini akan menimbulkan dan berpotensi resiko terhadap reputasi merek, pangsa pasar dan tentunya keuangan Perusahaan.
Perencanaan manajemen krisis seharusnya menjadi bagian integral dari strategi bisnis setiap perusahaan, terutama yang beroperasi di industri yang sangat sensitif seperti kecantikan. Tahap awal yang paling krusial untuk diperhatikan oleh pelaku bisnis adalah identifikasi potensi risiko. Dalam konteks merek skincare, risiko bisa berasal dari berbagai sumber, seperti klaim produk yang tidak terbukti, masalah kualitas produk, reaksi alergi konsumen hingga isu lingkungan. Setelah risiko teridentifikasi, perusahaan perlu melakukan analisis mendalam untuk memahami potensi dampak dari masing-masing risiko terhadap reputasi merek, pangsa pasar, dan keuangan perusahaan. Hal ini menjadi pengingat penting bagi pelaku bisnis, khususnya di industri kecantikan.
Krisis kepercayaan dari Masyarakat tentu akan mempengaruhi dan berdampak pada bisnis skincare ini. Pertama, perubahan reputasi produk, dimana konsumen akan kehilangan kepercayaan pada merek dan produk yang ditawarkan. Kedua, penurunan penjualan, konsumen akan enggan membeli produk dari merek yang terindikasi melakukan penipuan atau kebohongan terkait kandungan produk yang dipasarkan. Ketiga, tuntutan hukum, hal ini bisa mungkin terjadi jika konsumen yang merasa dangat dirugikan dapat mengajukan tuntutan hukum terhadap perusahaan. Keempat, Boikot produk, Masyarakat dapat melakukan boikot terhadap produk tersebut, baik secara online maupun offline.
Lalu bagaimana dengan penyelesaian manajemen krisis ini, apa yang bisa dilakukan oleh Pelaku bisnis skincare? Jika data dari hasil laboratorium telah menunjukkan bahwa adanya kebohongan dalam kandungan produk tersebut atau bisa dibilang pemilik melakukan overclaim terhadap produk yang mereka jual, hal yang terpenting untuk dilakukan adalah mengakui kesalahan secara terbuka dan tulus, memang ini akan menimbulkan reaksi dari berbagai pihak, tapi tentu tidak hanya sampai mengakui kesalahan tanpa ada perubahan. Lakukan perubahan pada produk tersebut dan berikan informasi yang lengkap dan transparan bahwa produk tersebut telah di “update” dengan menunjukan hasil lab terpercaya. Jalin Eksternal Relations (hubungan dengan pihak luar) dengan membuka saluran komunikasi untuk memberikan pelayanan terkait mengkonfirmasi semua pertanyaan dan keluhan dengan profesional. Memanfaatkan media sosial juga penting untuk dilakukan agar dapat memberikan informasi terkini. Selanjutnya menjalin komunikasi dengan pihak eksternal dalam hal ini adalah media/pers (media online dan cetak) merupakan hal penting untuk menarik kembali kepercayaan Masyarakat melalui liputan maupun pemberitaan yang positif.
Manajemen krisis merupakan hal yang sangat penting bagi setiap perusahaan. Dengan perencanaan yang matang dan eksekusi yang tepat, perusahaan dapat meminimalkan dampak negatif dari krisis dan menjaga reputasi merek. Kasus merek skincare yang viral ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu waspada dan siap menghadapi segala kemungkinan. Krisis merupakan ujian yang berat bagi setiap perusahaan. Namun, dengan perencanaan yang matang, respons yang cepat, dan komunikasi yang efektif, perusahaan dapat mengatasi krisis dan keluar sebagai pemenang. Kasus merek skincare ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pelaku bisnis untuk selalu mengutamakan transparansi, kejujuran, dan kepuasan konsumen. EKG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H