Kemunculan seorang dokter yang viral pada sebuah aplikasi media sosial, dimana dokter ini membongkar kecurangan dalam industri skincare di Indonesia. Tentu keberanian dokter ini menjadi sorotan publik karena ditengah berjamurnya skincare dari berbagai brand, dengan variasi harga dan menawarkan bermacam kelebihan. Dilihat dari akun media sosialnya dokter ini memiliki pengikut hampir satu juta pengikut dan setiap postingan bisa dilihat ribuan bahkan jutaan akun. Viralnya kasus dokter yang membongkar praktik kecurangan dalam industri skincare di Indonesia menarik untuk dianalisis. Hal ini tentu bukan sekadar tren semata, melainkan juga mencerminkan kerentanan masyarakat terhadap klaim-klaim kandungan bahan pada produk skincare yang disampaikan oleh para pelaku usaha, khususnya di sektor kecantikan.
Di tengah maraknya informasi yang beredar, sosok komunikator yang kredibel menjadi semakin penting. Mereka memiliki peran strategis dalam mengedukasi masyarakat dan membongkar praktik-praktik yang merugikan konsumen. Kredibilitas merupakan salah satu faktor kunci dalam keberhasilan komunikasi persuasif. Ketika seorang komunikator, dalam hal ini seorang dokter, menyampaikan informasi terkait produk skincare, kredibilitasnya akan sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan publik. Dalam The Ohanian Model of Source Credibility (Ohanian, 1990) ada tiga komponen yang harus terpenuhi dalam mempersuasif publik yaitu kharisma, kepercayaan dan keahlian (expertise). Kharisma, seorang dokter pastinya memiliki cara dalam menyampaikan informasi, pesan kepada publik, kharisma ini akan terlihat melalui bahasa tubuh, intonasi suara maupun pemilihan kata. Kepercayaan, bahasa verbal dan nonverbal yang disampaikan akan terlihat sikap jujur, terbuka dan tulus, hal ini tentu untuk membangun kepercayaan publik terhadap informasi yang disampaikan. Komponen ketiga adalah keahlian, latar belakang pendidikan dan pengalaman seorang dokter dalam bidang dermatologi memberikannya keahlian yang diakui untuk berbicara tentang kulit dan produk perawatannya. Teori Source Credibility ini menekankan pentingnya kredibilitas sumber dalam mempengaruhi perubahan sikap. Semakin kredibel seorang sumber, semakin besar kemungkinan pesan yang disampaikan akan diterima dan diyakini oleh penerima.
Peran Data dalam Membangun Kredibilitas
Tidak hanya asal bicara, selain kredibilitas komunikator, data yang akurat dan relevan menjadi fondasi yang kuat dalam membangun kredibilitas seorang komunikator. Seperti cara dokter kecantikan ini dalam membongkar kebohongan dari kandungan bahan dalam produk skincare yaitu dengan memaparkan secara gamblang hasil uji laboratorium terhadap salah satu produk skincare. Dalam kasus ini, data yang dipaparkan oleh dokter tersebut, seperti hasil uji laboratorium, studi ilmiah, atau pengalaman klinis, memberikan bukti empiris tentang klaim-klaim yang tidak berdasar yang sering ditemukan dalam produk skincare.
Kejadian viralnya kasus seorang dokter yang membongkar praktik kecurangan dalam industri skincare menunjukkan betapa pentingnya peran komunikator yang kredibel dalam mengedukasi masyarakat. Kredibilitas yang dibangun melalui keahlian, kepercayaan, dan kharisma, serta didukung oleh data yang akurat, akan mampu membongkar kebohongan dan melindungi konsumen dari produk yang tidak aman. Begitu juga dengan masyarakat juga harus mampu membedakan informasi yang kredibel dengan informasi yang menyesatkan. Masyarakat harus melakukan riset yang teliti, mencari tahu banyak informasi sebelum menentukan produk mana yang akan digunakan. Dengan perkembangan teknologi salah satunya media sosial di zaman sekarang ini tentu tidak sulit untuk menemukan berbagai informasi yang dibutuhkan. EKG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H