Apa yang dilakukan oleh K.H. Dewantara juga kita lakukan di masa sekarang. Dalam Kompasiana (ataupun berbagai media massa dan sosial), kita beraspirasi, mencoba melawan tirani yang sewenang-wenang di negeri ini. Kita sadar mereka sedang bergembira dan tertawa ria saat di berbagai sudut Indonesia diliputi duka dan nestapa kemiskinan. Kita sadar kita tak punya kekuasaan yang besar dalam melawan mereka. Hanya pena yang kita punya, yang menjadi alat perlawanan paling ampuh tuk melawan ketidakadilan.
Â
Namun, beranikah kita menanggung konsekuensinya? Tegarkah kita seperti Suwardi muda yang rela diasingkan ke Pulau Bangka, bahkan jauh ke negeri Belanda? Sanggupkah kita menerima segala teror yang ada karena suara kita terlalu tajam di telinga penguasa? Bahkan, relakah kita memberikannya nyawa kita demi menegakkan keadilan, macam Munir dkk?
Ah, rasanya sangat sulit.
Gresik, 13 Juli 2015
Saat melihat artikel Wikipedia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H