Mohon tunggu...
Erald David Sibatuara
Erald David Sibatuara Mohon Tunggu... Pelajar -

Pengais Hikmah dalam Setiap Kata; Pelajar SMA yang masih kekanak-kanakkan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenang "Andai Aku Seorang Belanda" di Masa Kini

13 Juli 2015   15:53 Diperbarui: 13 Juli 2015   15:53 2356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang dilakukan oleh K.H. Dewantara juga kita lakukan di masa sekarang. Dalam Kompasiana (ataupun berbagai media massa dan sosial), kita beraspirasi, mencoba melawan tirani yang sewenang-wenang di negeri ini. Kita sadar mereka sedang bergembira dan tertawa ria saat di berbagai sudut Indonesia diliputi duka dan nestapa kemiskinan. Kita sadar kita tak punya kekuasaan yang besar dalam melawan mereka. Hanya pena yang kita punya, yang menjadi alat perlawanan paling ampuh tuk melawan ketidakadilan.

 

Namun, beranikah kita menanggung konsekuensinya? Tegarkah kita seperti Suwardi muda yang rela diasingkan ke Pulau Bangka, bahkan jauh ke negeri Belanda? Sanggupkah kita menerima segala teror yang ada karena suara kita terlalu tajam di telinga penguasa? Bahkan, relakah kita memberikannya nyawa kita demi menegakkan keadilan, macam Munir dkk?

Ah, rasanya sangat sulit.

Gresik, 13 Juli 2015

Saat melihat artikel Wikipedia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun