Pemerintah Indonesia telah menerapkan B30 (campuran biodiesel 30% pada BBM jenis minyak solar), pada akhir tahun 2019. Langkah itu diikuti sosialisasi yang dilakukan oleh Kementerian ESDM, terutama kepada para stakeholders, produsen mau pun pengguna bahan bakar B30. Hasilnya sejumlah industri otomotif dan alat berat terlihat mendukung penuh implementasi B30 tersebut.Â
Pada pertengahan Februari 2020, Kementerian ESDM juga  mensosialisasikan implementasi B30. Dalam sosialisasi B30 itu, Direktur Bioenergi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Andriah Feby Misna juga menegaskan semangat Pemerintah RI untuk penggunaan B30 di tengah meningkatnya kebutuhan energi dan berkurangnya cadangan energi fosil yang dimiliki Indonesia.
Sejak tahun 2005 Indonesia memang sudah menjadi net importir minyak bumi. Hal ini membuat ketergantungan Indonesia pada minyak dunia dan impor sangat tinggi. Sementara untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan energi nasional, maka harus dicari solusi agar produksi dalam negeri mampu mencukup kebutuhan BBVM nasional.
Melalui pengembangan energi nasional dengan memaksimalkan potensi dalam negeri, maka penggunaan biodiesel dianggap sebagai salah satu jalan terbaik.
Melalui pengembangan bahan bakar nabati dari dalam negeri, seperti biodiesel, bioetanol, green diesel, green gasoline dan green avtur, ke depan akan meningkatkan ketahanan energi Indonesia. Akhirnya pengembangan itu dapat mengurangi impor BBM dari luar negeri.
Presiden Joko Widodo sendiri pernah menyampaikan harapannya agar kelak pemanfaatan biodiesel di Indonesia dapat berlanjut ke B40, B50, bahkan B100. Guna mencapai target tersebut, maka harus dilakukan secara bertahap. Indonesia sendiri adalah pertama pengguna B30 di dunia. Persiapan dari hulu ke hilir produksinya tentu harus dijaga.
Agar implementasi pemanfaatan B30 dapat berjalan baik, tentunya harus dilakukan sebaik mungkin. Salah satunya dengan melakukan revisi Standar Biodiesel, melakukan uji jalan/uji fungsi B30, memastikan kesiapan produsen biodiesel, memastikan metode sistem handling dan penyimpanan yang tepat, memastikan kesiapan infrastruktur, serta memastikan penerimaan semua pihak terkait, termasuk masyarakat, salah satunya melalui sosialisasi yang dilaksanakan hari ini.
Kini Volvo Construction Equipment juga telah mengimplementasikan konsep kandungan 50% biodiesel di semua mesin buatannya. Ini guna menyikapi program mandatori B50 yang akan diterapkan di Indonesia. Persiapan Volvo ini merupakan sebuah langkah besar mengingat industri otomotif dan alat berat sudah memikirkan penerapan Biodiesel lebih maju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H