Selepas Presiden Joko Widodo mengumumkan kabinetnya pada periode masa jabatannya, beragam pendapat bermunculan. Ada yang mendukung penunjukkan menteri perekonomin pada Kabinet Indonesia Maju. Namun ada pula yang masih nyinyir terhadap penunjukkan para menteri itu.
Salah satu yang nyinyir dengan asal kritik adalah Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri Rizal Ramli. Kritikan yang diberikan oleh Rizal Ramli dianggap asal njeplak kalau tak mau disebut ngawur. Bagaimana tidak? Rizal Ramli memberikan pendapat di sebuah stasiun televisi tanpa dasar yang jelas.
Ia menyatakan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto sebagai menteri yang dianggap memiliki kinerja pas-pasan. Ia menyebut penunjukkan itu agar Golkar Happy saja.
Ia juga belum mengenal Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, namun ia sudah berani berpendapat jika tim ekonomi Jokowi tak becus. Yang lebih parah, ia menyebut sosok Agus Gumiwang yang dianggap sebagai anak mami. Agus dianggap hanya menjadi menteri karena mewakili partainya.
Initinya Rizal Ramli hanya mengkritisi tanpa dasar kepada menteri-menteri dari Golkar. Ini menimbulkan prasangka yang tidak benar, karena komentar Rizal Ramli dibuat tanpa bukti dan dasar yang kuat.
Baik Airlangga dan Agus adalah menteri yang sudah setahun atau dua tahun terakhir membantu Jokowi. Presiden tentu sudah menilai kinerja kedua menteri lama ini. Jika tak sesuai dengan kriterianya tentu sebagai pejabat yang mempunyai hak prerogative dalam penunjukkan menteri, Jokowi bisa saja menepikan mereka. Namun hal itu tak dilakukan Jokowi. Ini adalah bukti kepercayaan Jokowi terhadap Airlangga dan Agus.
Salah satu kritikan tak berdasar Rizal Ramli adalah kritikan yang dilayangkan untuk Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ia menganggap mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu sebagai Ratu Utang.
Kritikan atau lebih tepatnya nyinyiran yang diungkapkan oleh Rizal Ramli, sesungguhnya adalah bukti kekecewaannya saja terhadap beberapa pihak. Pasalnya Rizal Ramli juga pernah dipercaya Jokowi menjadi Menko Kemaritiman namun dalam tempo kurang dari setahun, ia dilengserkan. Tentunya pelengseran itu karena kinerjanya dianggap tak mumpuni oleh Jokowi.
Untuk kritik kepada Golkar, Rizal Ramli dinilai hanya pelampiasan sakit hatinya saja kepada para tokoh partai beringin. Rizal Ramli memang sudah sekian lama selalu mendiskreditkan pimpinan Golkar terutama Airlangga Hartarto. Bahkan ia sering kali memanasi Bambang Soesatyo untuk mengambil alih Golkar.
Sebagai mantan menteri, Rizal Ramli tentunya juga tahu bahwa tugas yang diemban pembantu presiden bukan pekerjaan gampang. Sejumlah tantangan masalah negara harus diselesaikan. Semua itu butuh waktu yang cukup, bukan ala bim salabim.