Mohon tunggu...
Fajar Perada
Fajar Perada Mohon Tunggu... Jurnalis - seorang jurnalis independen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pernah bekerja di perusahaan surat kabar di Semarang, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Airlangga Hartarto dan Visi Habibie Memperkuat Industri Mobil Nasional

14 September 2019   21:57 Diperbarui: 14 September 2019   22:08 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mobil Esemka yang diproduksi di Boyolali (foto: setkab.go.id)

Pemberitaan seputar wafatnya Presiden ke-3 RI, Bacharuddin Jusuf Habibie, masih viral dan menjadi trending topic. Itu tak hanya di dalam negeri, akan tetapi juga global. Bisa dipahami. Almarhum BJ Habibie tak hanya dikenal sebagai "Bapak Demokratisasi". Popularitasnya menggapai dunia karena jasa-jasanya di bidang teknologi.

Masih viral dan masuk trending topic pula ihwal peluncuran mobil Esemka oleh Presiden Joko Widodo. Padahal, peristiwa itu terjadi seminggu silam, di Sambi, Boyolali, Jawa Tengah. Ada momen saat Presiden Jokowi duduk nyaman dan tersenyum-senyum disamping Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto yang berada di belakang kemudi kendaraan tipe niaga itu.

Hampir bersamaan dengan itu, ditampilkan kembali momen Ketua DPR Bambang Soesatyo yang terlihat bangga dalam mobil mewah Telsa saat mendatangi Istana Negara untuk bertemu Presiden Jokowi.

Esemka dan Telsa sama-sama mobil yang mengandalkan tenaga listrik. Namun, Esemka merupakan produksi dalam negeri, karya anak-anak bangsa. Harganya, rata-rata dibandrol Rp 100 jutaan. Sementara Telsa produk luar, harganya jauh di atas Esemka, antara Rp800 jutaan hingga Rp3 miliar.

Semua tahu bahwa Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo adalah dua figur yang tengah bersaing untuk memperebutkan kursi ketua umum Partai Golkar pada Munas Desember mendatang. Airlangga Hartarto, yang inkumben, dinilai tela memperlihatkan kecintaan dan empatinya yang luar biasa pada produk dalam negeri.

Semua tahu juga bahwa almarhum Bacharuddin Jusuf Habibie adalah figur yang sangat berjasa dalam pengembangan industri otomotif nasional. Indonesia beberapa kali mencoba mengembangkan mobil nasional (mobnas), yang salah satunya digawangi oleh Presiden RI ke-3 itu. Bahkan almarhum Presiden Habibie bisa disebut yang pertama kali mewujudkan keberadaan Mobnas, dengan nama Maleo.

Bila dilihat dari ide perjalanan pengembangan Mobnas, catatan perdana muncul saat program Mobnas Maleo meluncur pada 1993 hingga akhirnya kandas. Setelah itu muncul nama-nama lainnya seperti Bakrie Beta 97 MVP pada 1994, disusul Timor pada 1995, dan Bimantara di tahun yang sama.

Pada periode itu juga sempat muncul mobil MR (mobil rakyat) 90 pada 1994. Juga ada nama-nama Kalla Motor, Texmaco Macan, Gang Car, Marlip, Kancil, Gea, Tawon, Fin Komodo, Wakaba, Arina, Nuri, Boneo, dan terakhir Esemka.

Esemka menjadi daftar calon Mobnas. Namun, pihak PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK), produsen Esemka menegaskan tak mau disebut sebagai Mobnas. Lebih senang dikatakan sebagai mobil buatan dalam negeri.

Mobil Esemka yang diproduksi di Boyolali (foto: setkab.go.id)
Mobil Esemka yang diproduksi di Boyolali (foto: setkab.go.id)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun