Mohon tunggu...
Fajar Perada
Fajar Perada Mohon Tunggu... Jurnalis - seorang jurnalis independen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pernah bekerja di perusahaan surat kabar di Semarang, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Airlangga Hartarto dan Visi Habibie Memperkuat Industri Mobil Nasional

14 September 2019   21:57 Diperbarui: 14 September 2019   22:08 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maleo, prototipe mobnas yang pernah dibuat oleh BJ Habibie (foto: antara.com)

Presiden Joko Widodo dan Esemka memang cukup melekat karena rekam jejak masa lalu. Digagas pada 2007, dan mulai dikenal luas sejak 2009 setelah dipamerkan pada sebuah acara pameran di Kementerian Pendidikan Nasional, nama Esemka mulai melambung setelah dipakai Jokowi pada 2012. 

Jokowi yang saat itu menjabat wali kota Solo pada periode keduanya menjadikan Esemka Rajawali sebagai kendaraan dinas wali kota dan wakil wali kota Solo.

Dalam seremoni peluncuran Esemka pekan lalu itu Direktur Utama PT SMK Eddy Wirajaya menegaskan bahwa Esemka bukanlah produk mobil nasional. 

Pernyataan itu disampaikannya langsung dihadapan Jokowi dan beberapa menteri yang hadir, di antaranya Airlangga Hartarto. "Kami tegaskan kembali bila mobil yang kami produksi bukanlah mobil nasional seperti yang dipahami kebanyakan orang selama ini. Lebih tepatnya, mobil ini buatan Indonesia, karya anak bangsa," demikian ditegaskan Eddy Wirajaya.

Esemka dikelola murni oleh pihak swasta nasional. Tidak ada campur tangan pihak asing mau pun pemerintah untuk urusan fasilitas dan sebagainya. Penegasan tersebut sekaligus sebagai bantahan atas tudingan adanya pemberian perlakuan khusus oleh pemerintah. Esemka diproduksi sesuai regulasi.

Esemka konsisten untuk memanfaatkan dan mengembangkan tenaga ahli anak bangsa yang diambil dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jateng. 

"Adik-adik lulusan SMK secara langsung kami seleksi untuk terlibat dalam proses produksi Esemka. Mereka adalah anak bangsa yang ingin membuktikan bahwa mereka sanggup berkarya dan mengharumkan nama bangsa," kata Eddy Wirajaya.

Intisari apa yang bisa diambil dari keberadaan resmi Esemka dan keluhuran cita-cita almarhum BJ Habibie? Salah satunya adalah, kesamaan antara visi Habibie dan Presiden Jokowi dalam mengandalkan kemampuan anak-anak bangsa dan karya-karya mereka.

Nilai-nilai pendekatan teknologi Habibie dalam membangun negara tak akan lekang oleh waktu. Kinerja Presiden Joko Widodo mampu mewujudkan nilai-nilai tersebut.

Pendekatan teknologi untuk kesejahtraan merupakan filosofi yang relevan untuk terus dilanjutkan. Dalam pandangan Airlangga Hartarto, Presiden Jokowi mampu mewujudkan di periode pertama pemerintahannya dengan pembangunan infrastruktur, hilirisasi mineral, dan difasilitasinya merek nasional dalam berbagai produk manufaktur nasional. Ekosistem teknologi dibangun, seperti digital ekosistem, revolusi industri 4.0.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun