Mohon tunggu...
Etty Prihantini
Etty Prihantini Mohon Tunggu... -

Seorang perempuan biasa yang terkadang memilih jalan yang kurang biasa. Hidup perlu dijalani dengan sepenuh hati, penuh rasa syukur, dan selera humor yang tinggi. :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mencari perias pengantin? Jangan lupa 2 hal ini.

31 Januari 2010   07:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:09 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menjalani proses persiapan pernikahan nyaris sendirian merupakan pengalaman berharga untuk semua orang, termasuk saya.  Dengan 'mantan pacar' berada di luar kota, dan keluarga yang terlalu kecil untuk dijadikan panitia, jadilah saya menjadi 'bos besar' untuk acara, yang katanya, super penting ini.

Satu hal yang sangat penting untuk sebagian besar perempuan tentunya memastikan bahwa dia terlihat prima, dan cantik, pada hari H.  Mungkin dua tips di bawah ini bisa membantu anda yang saat ini sedang berpikir-pikir tentang kepada siapa anda percayakan wajah anda pada hari yang sangat istimewa.

1.  Dengarkan kata hati anda.

Pernahkah anda merasakan luapan perasaan yang luar biasa, atau sentilan-sentilan kecil di dalam hati anda, ketika anda duduk dan berbicara dengan seseorang?  Rasanya jarang bukan, kita berbincang-bincang dengan seseorang dan merasa sama sekali netral atau kosong?  Nah, perasaan ini, atau sebagian orang lebih suka menyebutnya sebagai 'kesan pertama', perlu anda perhatikan.  Tentu saja tidak baik  cepat-cepat mengambil kesimpulan.  Tetapi simpanlah dan gunakanlah kesan pertama anda untuk menganalisa pilihan anda.

Contohnya seperti ini. Perias pertama yang saya temui saya dapatkan dari rekomendasi seseorang.  Dan rekomendasi itu rupanya tidak terlalu meleset.  Ketika saya memasuki sanggarnya, saya merasa, "Wah, boleh juga nih." Sang perias memiliki sanggar yang cukup besar, dan album foto dengan koleksi hasil kerjanya terlihat sangat meyakinkan.  Hasil riasannya halus, koleksi busananya lengkap dan berjumlah besar, dan orangnya terlihat sangat efisien.  Nah, kurang apa lagi?

Mungkin bukan kekurangan, tetapi kelebihanlah yang menjadi masalah. Satu hal yang terkadang menjadi fenomena orang yang merasa ahli di bidangnya, mereka lupa siapakah yang pada akhirnya akan menggunakan jasa mereka, dan siapa yang akhirnya bisa memutuskan, apa yang sebenarnya mereka inginkan.  Dan inilah 'penyakit' sang ibu.  Tanpa banyak ba-bi-bu dan menanyakan apa yang saya inginkan, beliau dengan panjang lebar menjelaskan jenis kosmetik yang dipakai, kelas-kelasnya, dan berlanjut dengan berbagai jasa lain yang bila dipaketkan akan jatuh jauh lebih murah, dan tentunya, itu yang saya inginkan, bukan?

Walhasil, saya duduk lebih dari setengah jam dengan mengeluarkan kurang dari dua puluh kalimat (oke, mungkin saya sedikit berlebihan, mungkin dua puluh lima kalimat).  Hm... ini perkawinan siapa ya?  Dan wajah siapa yang akhirnya nanti di'obrak-abrik'?  Menyadari bahwa muka saya bulat, kulit yang gampang alergi terhadap kosmetik, alis yang seumur-umur belum pernah disentuh silet, rambut  yang keriting, dan keteguhan hati 'mantan pacar' bahwa 'paes' (gambar hitam di kening khas pengantin Jawa Tengah) is out of the question, tentunya saya punya beberapa hal yang ingin disampaikan, dong.

Mungkin bisa anda tebak, bahwa akhirnya saya tidak memakai perias satu ini untuk riasan saya sendiri.  TETAPI, keluarga memutuskan untuk memakai jasa beliau untuk para among tamu.  Jam setengah enam pagi pada hari H, sang ibu datang ke rumah kami dengan serombongan stafnya. Dengan sigap beliau 'mengumumkan' bahwa beliau membutuhkan meja, dan sementara kami mengeluarkan meja dari ruang kerja bapak, sang perias yang serba hebat dengan tangkasnya mengosongkan sebuah meja di ruang depan yang sudah kami tata rapi dengan semua perlengkapan yang harus dibawa ke gereja. Saya dan adik saya serabutan 'menyelamatkan' berbagai barang, termasuk karangan bunga yang sudah dipesan khusus dan sedikit fragile. Awal yang hebat di pagi hari.

Jangan lupakan perasaan anda, itu bisa 'menyelamatkan' anda.

2.  Sebisa mungkin, lakukan test make up.

Dari sharing teman-teman saya yang sudah duluan menikah, seringkali mereka mengandalkan reputasi pada waktu memilih perias.  Tidak salah memang.  Tetapi terkadang, reputasi saja tidak cukup.  Hal ini berlaku terutama kalau anda memiliki gambaran khusus mengenai penampilan yang anda inginkan, atau memiliki bentuk tubuh/wajah yang cukup 'menantang', seperti saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun