Terukir Senyum Manis dari Bibirmu
Puisi : Edy Priyatna
Sanggupkah menunggu barang sejenak mengapa kau tak membenakan pertanyaanku jarum jam di dinding terus berputar tak pernah beristirahat sesuatu ampunilah dosa-dosa ku Allah dan ampunilah dosa-dosa ku ibu ampuni lah dosa-dosa ku ayah ampuni lah dosa-dosa ku istri ku anak ku ampuni lah dosa-dosaku adik-adikku kakak-kakakku saudara-saudaraku ampunilah dosa-dosaku saudara-saudaraku sahabat-sahabatku sejawat
Beristirahatlah sebentar aku ingin menyampaikan aku akan mengatakan untuk semangat dua puluh delapan Oktober menjadi pedang nan tajam selalu menjaga sumpah pemuda resonan bergema kami putra dan putri indonesia mengaku bertanah air satu buana daerah tanah air indonesia indonesia mengaku ber bangsa satu bentala kapling bangsa indonesia mengaku berbahasa satu bahasa indonesia sampai mentari tenggelam
Musim ini adalah lembaran sebaru bagimu jejak langkah-langkah mulai tertanda lagi akan ada banyak pelangi nan merias menghiasi sawah mu senantiasa memberikan nikmat para petani nya perkenankan lah diri ku terukir senyum manis dari bibirmu dan disajikan pasti akan menjadi legit aku menuturkan goresan hati selamat ulang tahun tolong tulis dihatimu di seberang timur memantas dan menginjak aku juga penanam di desa
(Pondok Petir, 13 Januari 2016)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H