Terbaring Diatas Mega Kelabu
Puisi : Edy Priyatna
Melangkah pada pagi hari ini
aku siapkan sebuah anak panah
rasa dukaku dalam
untuk dilepaskan keatas langit
setelah kemarin meraih kebahagiaan
tak dapat dinilai berapa besarnya
hujan belum mau jatuh ke bumi
ketika aku melangkahkan kaki kecil
meski kabut senja
Membuat samar mata memandang
jauh di depan masih ada seberkas sinar
namun keyakinan masih diserang keraguan
kalbu demi kutatap matamu
tergambar ada cinta tertahan
menanti indikasi luapan mendung
tanpa terucap peluklah daku
leburkan aku dalam hujanmu
sebuah kebimbangan di depan pintu hati
Masih terkunci rapat
ketika kita memegang lilin
kolaborasi akhir waktu lalu
pada siang harinya
akan aku sampaikan cerita ini
langsung pada matahari
saat angin mulai bergerak
ditengah datangnya kecerahan
hingga membuat diriku merasa lebih lega
Mencerah pada langit mulai bergerak
menandai lubang-lubang hitam
kendati angin badai membelai jiwa putih
menghempas memperpanjang waktu
untuk tiba disudut ruang baru
mengabadikan air kesedihan
ketika itu aku tahu kau tak tahu
telah datang rintik-rintik kesejukan
terbaring diatas mega kelabu
(Pondok Petir, 29 Oktober 2014)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H