Serupa itu juga aku saat ramahnya hidupku walau aku hanya insan
makhluk kecil nan hina tetapi senyumku tak pernah palsu ecek-ecek
untuk semua telah berpaling atau masih bisa tegak berdiri sendiri
batas hidup segayung dendam geram membasahi jiwa sesudah senja
dikejar malam penutup langitmu kutersentak sendiri dalam peraduan
Semampang hadir sang kekasih mungkin jadi pengobat luka tak duka
nyana kau jalan menghampiri lepas kutanya makna rindu tiada suara
tiang sendi dan tulang rusukku menerbitkan sebongkah serpihan
ibarat secercah noktah akan tetapi aku masih tetap tegak berjejak
bila hadir sang kekasih kutiriskan kalbu kuncup harumnya bunga
Sungkem di telapak surga menjejaki akar perjalanan ekspedisi