Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Selama Waktu Tidak Pernah Mau Berhenti

25 Maret 2015   20:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:02 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi : Edy Priyatna

Sore ini kulihat kembali langit warnanya begitu pekat
tak ada bintang maupun bulan gelap gulita tanpa bias cahya
tiada batas nan dapat kutentukan tidak terdengar suara desing angin
aku mulai resah tatkala udara mulai hampa
lampu di rumahpun terlihat redup ada hanya bayangan gelap

Musim terus berlalu waktu kini telah berganti lagi
sementara almanak dinding masih tetap diam
padahal awal segera akan menjadi akhir
jangan harus mengejar dengan berlari
tanpa terasa bumi berputar pada porosnya

Membawa harapan nan tambah jauh
terang nan gersang memberi tanda saat matahari menelan waktu
setelah menikmati kesejukan menjadi bagian dari sebuah keluarga
mendadak menjadi membabi buta tak dinyana terjadi tekanan jiwa
terlibat dalam sengketa dahulu banyak nan bilang

Selama waktu tidak pernah mau berhenti
banyak tak yakin kealpaan manusia
noda dosa angkuh durhaka mesti harus disapu tsunami
engkau tersirat digaris lelangit tertulis dalam mata nan kucinta
bukan sepenuhnya kemiskinan tapi kau begitu leher lembut

(Pondok Petir, 25 Maret 2015)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun