Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pintu dan Jendela Menelanjangi Rembulan

19 Februari 2015   12:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:54 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pintu dan Jendela Menelanjangi Rembulan
Puisi : Edy Priyatna

Saat ini warnanya telah berubah
hingga membuatku terjaga
dan sadar bila membiarkan emosi
bagai tak memiliki cermin untuk introspeksi
namun dari pagi hingga siang
tak terlihat adanya mendung
sesudah jauh kumenjelajah
ilmuku terasa ringan kubawa
dalam perjalanan selalu bertanya
agar semua tahu itu apa
agar terjawab itu semua
agar otak tak membeku

Senantiasa diriku ingin mengerti
pengetahuan membuatku lugu
kalau saja kubenam rindu ke dadamu
ketika malam membelah senja
juga warna kenangan ada di matamu
epilog hari pada minggu ini memucat
pintu dan jendela menelanjangi rembulan
purnama diam tak bergerak menanti fajar
udara di semesta sekedip bintang merenung
apakah ini sepi berteduh di tubuhmu
daun-daun berdebu resah
waktu kau pinta mengendap di hatiku

(Pondok Petir, 19 Pebruari 2015)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun