Semampang itu sekedar meniti eksak hati teraniaya bukan dinyana
kelihatan anda tetap selalu siap mendengar bahwa kau terlambat
tiga menit telah bila akan berirama hati patut apa jadinya jantung
sebagai api dalam sekam nan memercik keadaan disekeliling kami
mungkin hadirmu dalam mimpiku adalah karena cinta hidup matikah
mengering dalam kesunyian hingga penjelajah nasibnya tak pasti
Keadaan ini aku ingin mengawinimu saat petus tunggal godok
mematangkan hati para petani saat daun-daun bernyanyi disiram
gerimis lalu kukabarkan namamu sebagai pengantin paling basah
siang pada catatan terpahat tak pernah tetapbatin gemulai terirama
musim ini juga akan aku sewa riak sungai-sungai mengalir dihatimu