Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Malampun Datang Tanpa Rembulan

13 Mei 2015   13:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:05 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malampun Datang Tanpa Rembulan
Puisi : Edy Priyatna

Cairanmu menimbun di ubun-ubun
menyusuk terus kelekukan permulaan
begitu kubuka mata kecilku
tak ada yang dapat kutatap gelap dingin mendekap

Sementara kuberpikir sejenak
terdengar suara halus resonan
gelebah tulus takkan lekang oleh waktu
senandung pengantar tidur status tertancap dalam kalbu

Berduka bagaikan mayat tanpa rumah
saat berlari disetubuhi takut
tidur panjangpun tak berani ditunggu
kerinduan bagai api selalu menyala terlihat langit jingga meredup

Demi mentari mulai tenggelam
dalam tidur masih tergambar warnanya
ada waktunya kita mengenal lemah
bukan larut dalam kekalahan ada saatnya kita memahami kuat

Tiba bersama senja diujung petang duduk terdiam
perlahan membiru ditutup mega hitam
malampun datang tanpa rembulan
sebuah nikmat perubahan alam jarang jadi kepentingan

(Pondok Petir, 13 Mei 2015)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun