Ketika Terjaga dalam Sorotan Terik Mentari
Puisi : Edy Priyatna
Menyamping dalam ketenangan
lepas bebas dalam alam kabir
pelangi fatamorgana mengurai
memulangkan berkelukur mandiri
meninjau sedihku bukan untuk negeriku
Tetapi buat para tukang pembuang sampah
nan bekerja setiap hari tanpa alas kaki
tak mengeluh telapaknya terbakar aspal panas
dan ikhlas kulitnya kerap tersengat mentari
perbuatan kehidupan alam dunia
Namun hanya sekejap saja
tanpa terasa usia bertambah senja
semakin tiba di kesudahan musim
mengikuti kata pengarang
ada sebuah negeri impian
Konon negeri ini menjadi negeri para penangis
berpenghuni jutaan kesedihan
dalam dongeng tragis
dimana semua isi buminya hampir gaib
seduku untuk kedua telapak kakinya
Karena disini banyak pejabat negara
selalu beralas sepatu yang sangat mahal
sedihku juga untuk pakaian usangnya
karena dalam lemari ukiran kayu
gundukan baju licin jarang dipakai pengambilnya
Lengahkah aku akan segalanya
ketika terjaga dalam sorotan terik mentari
untuk memberi minum
memaknai harfiah realitas
keredupan senja sisipkan hening
(Pondok Petir, 29 April 2015)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI