Gelap Larut Semakin Nyata Bergerak Lincah
Puisi : Edy Priyatna
Akan tetapi saat rembulan menampakan bulatnya langit hitam berwajah cerah detaknya berdenyut lembut ketika itu burung-burung menari ceria bintang-bintang menjadi saksi kegembiraan hati di peraduan api unggun terus berkobar menyatukan memfokus rasa cinta dalam pertemuan kita
Gelap larut semakin nyata bergerak lincah dengan senyum kepada loka alam nan ramai turun langsung ke telaga bentuk nya menjadi lebih baik di hembus angin sejuk tiada bergeming tetap bulat bagai bulan purnama sementara suara-suara keributan mendadak sirna di bawah sinar kamar
Lumayan pada siang dengan matahari tanah berdebu pun nan sampai burung-burung malam terbang tinggi mengejar terang tanpa tanda jasa dalam benak terkikis dan tergores tanpa rasa bagai kepompong bersalin terkesima pada bundaran bulan purnama raya masuk ke bumi sebangun
Petang cerah beri keterangan kini tampak lebih sempurna semua kalang di atas kepala menengadah cahayanya masuk ke ubun-ubun menerangi gelap dalam benak menjadi terang gemilang lebih sekedar sinar cahaya kebenaran lebih baik terangi kedamaian sebuah makna kontras kelainan
Terus pada malam dengan bintang langit sedih pilu pun meracau galau terkesima kelu bagai keagungan cakrawala dalam bulatnya wulan bulan umpet berbisik menyela tanpa asa masuk lah penuhi kerantong kentung menghadang tersisa debu beku galau membenak sejuk nan meminggir
(Pondok Petir, 03 Desember 2015)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H