Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Durinya Menjalar pada Ranting

15 Februari 2015   22:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:08 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Durinya Menjalar pada Ranting
Puisi : Edy Priyatna

Penjurunya amat tajam
diasah goresan hitammu
menusuk dan membakar dengan gemas
membuat kobaran api sepi menjadi kelam

Dimana dalam waktu beberapa detik
pada tengah hari bolong
tak dapat menghindar kecelakaan
jiwa masih meringkuk lemah di rumah sakit

Mereka masih berjuang untuk hidup
telah banyak buku aku baca
hampir tak ada nan terlewati
namun masih belum pernah selesai

Karena setiap detik selalu terlahir kembali
dari rahim-rahim para penyair
dan perut-perut para ilmuawan
mengikuti perjalanan matahari

Ketika saja kubenam rindu ke dadamu
demi malam membelah senja
goresan kehidupan kuning jingga kemerahan
juga warna kenangan ada di matamu

Kala menjadi bunga dalam mimpi
durinya menjalar pada ranting
tak ada tangan-tangan nan datang
hingga tak terpetik lagi

(Pondok Petir, 15 Pebruari 2015)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun