Puisi : Edy Priyatna
Sumber tahun ini aku mendapat kiriman
sebuah paket berbunyi detak jantung
tanpa nama alamat pengirim ternyata isinya sebuah boneka usang
lalu kucoba menghayati arti kiriman itu
tiba-tiba datang lagi kiriman paket lain juga tanpa alamat
padahal belum usai memahami pertama
untuk kedua tukang pos sempat bilang
hati-hati dan bukanya di kamar saja
sejak dalam perjalanan dadanya berdegup kencang
Semalam hanya menikmati sunyi
paket kedua ternyata isinya sebuah jam meja
aku gagal membara pada hari itu
menjamah tanganku untuk digerakkan
jemari tersentak mengikuti perintah
benakku yang mengatur jiwa hingga terjadilah goresan penaku
pada lembar suci dalam hati menceritakan sebuah kisah pencarian
terpancang menjadi satu warna dalam ruang ingatanku
pembedahan aparat selalu sulit dimengerti
Senja menangkap pencuri tertangkap penipu
begitu ceteknya gelombang hikayat ini
mereka berubah menjelma makhluk
tatkala situ ketika berkaca di air keruh
dalam lingkaran alam hijau ada sungai bening jernih
angin lembut selalu mengalun memberi isyarat menembang gita
pada denting air memainkan nada disoroti sinar cahaya mentari
hingga menciptakan pelangi memeluk jiwa bersahabat
menjalir kehangatan senantiasa memberikan napas kehidupan
(Pondok Petir, 17 Maret 2015)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H