Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dada Mengarah ke Udara Lenting Kelangit Mengarah Tanah Baru Rangkat

15 Maret 2016   23:31 Diperbarui: 15 Maret 2016   23:39 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam segera terlewati mentaripun tiba menyebar kan gelap sementara beranda hati masih terluka cemara menganjur memanggil saya berbalik pulang saat jingga mulai menghilang hijau sunyi saya hanya dalam puisi

Kesempatan dari pagi ke pagi telah lama hati tak kacau bergetar cekam dan mendebarkan ketika diadu di atas roda besi menderu suara lantang tanpa irama saling bersahutan rasa harum masa lalu asmara mengayun

Sesudah tiba dipertemuan kedua mataku langsung mencari tempat rasa gembira dalam hatiku pada demi semua sahabat-sahabat suka berkarya sering berbagi berkelalu setia senantiasa ada dalam alam angan-angan

Begitu tengah malam dingin tawar kamu datang dalam tidurku menyerbu dengan senjatamu hingga kamu tak berdaya larut dalam barisan-barisan gerak langkah cepat tidak biasa lambat dan sayu berat mengiring kelam

Dada mengarah ke udara lenting kelangit mengarah tanah baru rangkat membuat saya tak tahu arah kembali hingga saling terdiam sama-sama mengarungi arus mega sejuk damai mengabadikan persahabatan karib

(Pondok Petir, 15 Maret 2016)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun