Angin Malam Mulai Mengalun Mengusik Guguran Daun
Puisi : Edy Priyatna
Senja ini aku masih mengasah mendung membuat hujan jatuh selalu sepanjang malam dan langkahku akan segera berakhir beralas sepatu untuk kedua telapak kakinya karena disini banyak nan sangat mahal kemudian kau memberi tiupan basah dan dingin diam tanpa suara pasti takkan ada suara lain seperti keinginanmu akhir tahun takkan beranjak
Duka bukan untuk negeriku tapi untuk kerut muka dan bau badannya didalam istana negeriku aroma wangi saling beradu wangi bunga kasturi masing berbeda rasa berbagai pewangi kerap dipromosi bau keringat pedihku juga untuk pakaian usangnya karena dalam lemari ukiran kayu gundukan baju licin jarang dipakai pemiliknya bunyi gending berjengket
Angin malam mulai mengalun mengusik guguran daun di tepi jalan kesempatan mulai mengalun menahan kerinduan meraih jauh bertemu setiap adegan dialog panjang sambil menari ikuti irama diatas panggung takkan ada seorangpun mampu menghapusmu dan memadamkan api maka puisi-puisi itu mengalir deras seperti angin mendesir menusuk hati
(Pondok Petir, 23 Juli 2015)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!