Puisi : Edy Priyatna
Sahaya ingin menikmati rasa itu. Waktu kau sampaikan berita hangat indah. Pada promosi dirimu saat kita berkenalan. Awak hendak mencangkul sebongkah hatimu. Waspada membelai semenanjung asa. Sekarang helai rindu melayang berserakan. Disembur napas angin tersengal. Tanpa kau biarkan rasa itu gersang. Jumpa wajah malam suara deras hujan dalam sajak.
Siraman hati mungkin perih. Lahan digali terangkat dari dalam. Disiplin nan tak kan pernah selesai. Meski pagi maupun musim berubah. Hamba terpaku di sebuah sudut. Kesahkan nasib hidup senantiasa menanti tak pasti. Semenjak ada janji para koordinator. Taruh kata ada waktu berbagi. Apabila itu orang akan menguasai.
Sewajarnya kaulah harapan tujuan kami. Daerah curahan hati wadah keluh kesah. Pernah hilangkah rasamu pada kami. Akibat kami tahu kau bukanlah batu. Cuma diam duduk dan tidur di tempat. Membentuk ujian sepanjang masa. Perihal suasana gelap meski pohon tumbang. Angin puyuh membelah bumi tetap kutatap senja. Ketika senja malam dingin kulihat penghujung hujan.
(Pondok Petir, 26 Nopember 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H