Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Serentak Sungguh Luar Biasa Berat

9 Oktober 2019   10:55 Diperbarui: 9 Oktober 2019   11:11 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi : Edy Priyatna

Kondisi keadaan ujian semakin dekat. Tetapi berhubung karena bertambah melekat. Hampir dengan komputer warnet membuat cemas. Khawatir ayah dan ibu ketika datang. Terbit waktunya harap tenang ada ujian. 

Pukulan dengan tulang punggung kesempatan. Kemungkinan dia tenang menghanyutkan. Serta tak gentar menghadapi angan-angan. Harapan lancar laksanakan semua ujian. Keluarkan kemampuan daya maksimal. Suntuk ketika datang waktu usai. Beliau meminta asan dikumpulkan dengan tertib.

Kemudian akhirnya selesai akan kulukiskan. Menato warna disemai dari banyak bunga. Hiasan rangkaian rindu panjang mengelana. Merapah tanpa arah membawa sajak-sajak. Syair kesenyapan malam hanya berkawan. Pengikut bunga tidur dan biru berhitam. 

Gelap diatasi dengan mantra ditidurkan. Rebah dengan cerita bintang dan rembulan. Wulan diberi angan keindahan pelangi. Keluwung sesungguhnya butuh keterbukaan. Bukti kenyataan alami nilai kita bukan kalah. Selanyutnya beruntung juga bukan sedih.

Menyangkal menyisih dalam ketenangan lepas. Bambang bebas dalam alam kabir agar indah. Pelangi fatamorgana mengurai memulangkan. Merujukkan luka sendiri sejuk damai. Teduh tangkap getarannya dengar suaranya. 

Pendapat sajak-sajak kumandang dilangit. Alam tatkala pengumuman tiba hati. Bertopeng anda telah meluap mengarahkan awak. Ketat mulai berdebar tiba-tiba menjadi kejutan. Guncangan karena lulus dengan terbaik. Nilai rata-rata sepuluh ia dapatkan langsung. Serentak sungguh luar biasa berat.

(Pondok Petir, 24 September 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun