Puisi : Edy Priyatna
Terbuka gamblang badan seketika. Hamba langsung duduk bersanding menghayati. Senyampang purnama datang kulihat mata. Fokus besarmu laksana tasik bening. Senyap hening nan sejuk pembersih kalbu. Bening suci jiwa rintihan gita kasih mewangi. Kuterangkan pintu lemari hati kuambil. Foto nirwana kutatapi relung wajah. Terjamin diri sadar jarak antara kita. Mencoba semakin jauh paling lama. Eksepsi manusia bodoh mencipta. Membuat hati terluka tidak sepatutnya.Â
Memperoleh untaian hati alangkah. Buruk derajatmu kelak tertata baik. Sewaktu kuberanjak berjalan melangkah. Bekerja perlahan mulai meninggalkan. Jejak mencoba menjauhimu tak dinyana. Ternyata kau tetap selalu laden. Membaca hati nan luka goreskan. Halaman lembaran baru dalam sajak indah. Paling terbaik adalah dirimu. Lesaplah semua catatan merah perjalananmu. Tetap waspada esokkan masih ada. Mimpi dan keinginanmu nan menawan.
(Pondok Petir, 10 September 2019)