Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tetap Waspada Esokkan Masih Ada

25 September 2019   10:23 Diperbarui: 2 Oktober 2019   12:12 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi : Edy Priyatna

Terbuka gamblang badan seketika. Hamba langsung duduk bersanding menghayati. Senyampang purnama datang kulihat mata. Fokus besarmu laksana tasik bening. Senyap hening nan sejuk pembersih kalbu. Bening suci jiwa rintihan gita kasih mewangi. Kuterangkan pintu lemari hati kuambil. Foto nirwana kutatapi relung wajah. Terjamin diri sadar jarak antara kita. Mencoba semakin jauh paling lama. Eksepsi manusia bodoh mencipta. Membuat hati terluka tidak sepatutnya. 

Memperoleh untaian hati alangkah. Buruk derajatmu kelak tertata baik. Sewaktu kuberanjak berjalan melangkah. Bekerja perlahan mulai meninggalkan. Jejak mencoba menjauhimu tak dinyana. Ternyata kau tetap selalu laden. Membaca hati nan luka goreskan. Halaman lembaran baru dalam sajak indah. Paling terbaik adalah dirimu. Lesaplah semua catatan merah perjalananmu. Tetap waspada esokkan masih ada. Mimpi dan keinginanmu nan menawan.

(Pondok Petir, 10 September 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun