Puisi : Edy Priyatna
Sempurna indah amat semu aku menghampiri. Berjejak dirimu membuka pintu hayatku. Adalah merupakan sebuah makna persahabatan. Kemudian teruskanlah perbuatan langkahmu. Sepak terjang jangan kau hentikan. Tanpa kau pikirkan dimana ujung akhir perjalanan.
Pengasuh tumpang rasa itu padamu. Kendati tak ada gelap menderita dalam batinku. Supaya agar selalu ada nyanyian kalbu. Meski walau langit tak pernah ada. Bersama tetap terang benderang cemerlang. Tak pernah merah dan tak pernah putih.Â
Seterusnya berikut gerakku menjadi lamban. Penahan kaki bagai tak berpijak langkahku. Kiprah tak searah lagi mendadak terhenti. Engkau jalan menghampiri swasembada. Bertanya makna rindu tiada suara. Jingga menjelang ada sarat kesentosaan.
Belacak kedamaian disini kau pasti tahu. Pemandangan uraian indah tanpa kata. Bentala bumi lenyap menguap terbang. Nila biru hati tapi dengan sukarela. Sembarang rela doakan aku kembali lagi. Menahan tangis biarkan air mata jatuh.Â
(Pondok Petir, 28 Agustus 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H