Puisi : Edy PriyatnaÂ
Dunia bentala mengalir dalam hembusan. Jagat kosmos kota ramah untuk disinggah. Bermula dari muka hingga ke batas saat. Demi untuk itu pula penyelewengan naik. Menghaturkan kenikmatan walau kerap. Gelora datang tetap tegar membantu. Kendatipun saat aku buka mata. Muncul keramaian terang benderang gempar. Sejawat datang pergi dalam terangku. Rampai air mata air telaga ihram. Bening suci mengalir setiap saat. Tiada hingga berhenti melepas melalui dahaga.Â
Tepi langit terkadang tak seindah cakrawala. Nan terlihat biru hitam dalam puntalan. Sementara kesegaran jiwa riuh rendah. Tujuan harapan pesona jiwa pada rahmat. Lingkaran kerap mangsai dalam senyum. Hebat besar para pengurus ada ratap. Tangisan kecil rakyat saat epidemi tiba. Bidang permukaan hati ini ingin menjerit. Jiwa terasa bergejolak ragapun. Hendak beranjak tetapi kaki tidak dapat beraksi. Kemarau panasnya memberi kehangatan. Sejuk dinginnya memberi kenyamanan sejahtera.Â
(Pondok Petir, 24 Agustus 2019)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI