Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Waktu Senja Sejak Menulis Kejatuhan

5 September 2019   08:51 Diperbarui: 11 September 2019   07:28 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi : Edy Priyatna

Setelah senja nan kulewati sore ini. Lenyap perlahan langit jingga. Dibungkus awan hitam sementara. Aliran udara berhenti bertiup keringat. Peluh keringat membuat terjaga. Deklinasi gempa pernah kubayangkan. Balik kembali datang patah hati. Kulihat kau buka jendela. Teguran mentari pagi kulihat jelas raut. Wajahmu cerah senyummu sangat keren. Menarik indah melegakan hati. Kuat menderas tajam saat ini.

Perasaan hati merindu melepas sunyi. Cengkam menghilangkan haus dahaga. Jiwa sukma kulambaikan tangan. Serta jalan pikiran mengiring getar. Mungkin sudah berapa jauh. Berjalan melintasi gunung bukit. Melalui jalan setapak berliku. Kenyam lautan luas melewati gelora. Angin ribut kehidupan tak pernah. Seandainya kucoba untuk menghitungnya. Tiup angin sendalu di bawah hujan. Waktu senja sejak menulis kejatuhan.

(Pondok Petir, 21 Agustus 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun