Puisi : Edy Priyatna
Sebangun realisasi kehidupan nan berjalan. Suka duka dalam cerah membentang mega kelabu. Dalam kegembiraan ada kesusahan. Serius suka terbesit kesengsaraan. Kaki tidak dapat digeraki. Tetapi hidup tidak untuk disesali. Biarpun aku mampu merasakan hadirmu. Laksana angin sejuk dalam perjalanan. Tawa ekspresifmu nan tanpa suara. Lentera ruang mimpiku.
Langit terkadang tak seindah nan terlihat. Biru hitam dalam gulungan kerap mangsai. Dalam senyum besar para pemimpin. Ada tangisan kecil rakyat. Saat epidemi tiba dari muka hingga ke batas. Demi itu pula penyelewengan naik ke permukaan. Hati ini ingin menjerit. Obrolan cakap keinginanmu. Terdengar dari kejauhan. Adalah halaman kehidupan. Semangatku tak pernah padam.
(Pondok Petir, 20 Juni 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H