Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Semangatku Tak Pernah Padam

3 Juli 2019   10:47 Diperbarui: 11 Oktober 2019   13:35 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi : Edy Priyatna

Sebangun realisasi kehidupan nan berjalan. Suka duka dalam cerah membentang mega kelabu. Dalam kegembiraan ada kesusahan. Serius suka terbesit kesengsaraan. Kaki tidak dapat digeraki. Tetapi hidup tidak untuk disesali. Biarpun aku mampu merasakan hadirmu. Laksana angin sejuk dalam perjalanan. Tawa ekspresifmu nan tanpa suara. Lentera ruang mimpiku.

Langit terkadang tak seindah nan terlihat. Biru hitam dalam gulungan kerap mangsai. Dalam senyum besar para pemimpin. Ada tangisan kecil rakyat. Saat epidemi tiba dari muka hingga ke batas. Demi itu pula penyelewengan naik ke permukaan. Hati ini ingin menjerit. Obrolan cakap keinginanmu. Terdengar dari kejauhan. Adalah halaman kehidupan. Semangatku tak pernah padam.

(Pondok Petir, 20 Juni 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun