Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Santak Tak Terpetik Lagi

1 Juli 2019   16:17 Diperbarui: 1 Juli 2019   16:29 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi : Edy Priyatna

Membumi mampir di ruang diri. Semua tercipta karena keinginan. Saat ingin aku tak bisa. Seakan tak sanggup meraih nan jauh. Takkan pernah kembali lagi. Akan melebur semangat. Menjadi pedang nan tajam. Untuk selalu menjaga tetap bergema. Kami putra dan putri nigari. Jangan kalian sesali diriku. Harap aku agar kalian pahami ini. Aku belum menginginkan kalian saat ini. Namun jika aku telah membeku. Kalian pasti tahu bahwa aku telah tiada. Waktu menjadi bunga dalam mimpi. Durinya menjalar pada ranting. Bukan ada tangan nan datang. Santak tak terpetik lagi.

(Pondok Petir, 18 Juni 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun