Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Selanjutnya Hujan Lepas Sangat Lebat

1 April 2019   12:27 Diperbarui: 1 April 2019   12:30 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi : Edy Priyatna

Pangkalnya seperti tak terjadi apa-apa. Waktu itu senja mulai datang. Serta bersama mega hitam. Telah usai masuk musim penghujan. Bicara kata orang oknum di sini. Sudah tentu mestinya ada hujan. Namun nan tiba hanya angin. Lenggaklah nagari ini dengan matamu belantara. Belaka orang menjadi malu karena ulahmu.

Sebentar lagi pasti akan rusak berantakan. Menjadi sasaran bangsa lain. Paling sekali lagi bukalah mata hatimu. Bergerak keluar kencang sekali. Sebelum azab mendatangi dirimu. Berserta dengan kecepatan tinggi. Hingga merobohkan apa saja. Tempat tinggal papan reklame. Asal mula pohon kayu tanaman.

Akhirmu berada di ujung samudera. Berputar membawa suhu panas. Membuyarkan halau awan hitam. Bangunan cungkup rumah penduduk. Saat ini kau masih perkasa. Tak dapat membentuk hujan. Ada perbaikan dan perubahan. Kadang mendadak langit menjadi gelap. Selanjutnya hujan lepas sangat lebat.

(Pondok Petir, 26 Maret 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun