Puisi : Edy PriyatnaÂ
Mengungguli arung relung hati. Kusut bimbang resah itupun menggigit. Menekuni dekat diri sejati. Serius dalam rendahnya supel lembut. Amat melihat membara gejolak jiwa. Semangat daya hidup sukma nan nyata. Mengubur menyusuk terus kerongga dada.Â
Ketika reda masih terasa rintik. Hati berteriak dalam sunyi. Jantung genangan rindu tanpa tiada meniris. Perubahan kadang mendadak langit menjadi gelap. Lalu hujan jatuh amat deras. Mengerti mengapa kerap terjadi selamanya. Tak berdaya namun terus sadar adanya pengorbananÂ
Kekasih bila angin membelai wajahmu. Telah terbang menjauh dari sisiku. Sanda aku nan ingin saudara. Kerap selalu ada dalam jangkauan tanganku. Waktu kau datang hingga pertemuan itu. Terjadi aku hampir tidak percaya. Sungguh nyata adanya sosok sederhana luar biasaÂ
Tembang sekar pekik di kumandangkan. Penentang tandingan musuh terkalahkan. Buah hati jiwa termenangkan. Kesempatan pintu ruang diri. Semesta beberapa semua tersandangkan. Makhluk penghuni dunia paling sempurna. Sepi dan senyap aku merindukanmu.Â
(Pondok Petir, 20 Maret 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H