Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sujud Sungkem di Telapak Suargaloka

12 Maret 2019   10:33 Diperbarui: 12 Maret 2019   11:18 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi : Edy Priyatna

Menyebar pada hembusan angin. Lambang anti kekerasan. Senantiasa menerima keadaan. Baik buruk secara alami. Mengundang para sahabat. Dalam rasa berbahagia. Beradaptasi dengan duri lurus. Menahan kerusakan melindungi diri. 

Mengawal pahala meratapi kemungkaran. Sayang langsung merangkul. Bermula lahir ke dunia ini. Mentari memancar mengucapkan salam. Badai berontak mengusik alam. Seabad rindu selaut teduh. Menyelimuti warna nestapa. Bertindak dalam kehendak. 

Syak wasangka cahaya ciptakan ketenangan. Merebak pada hembusan angin. Ajak rangsang para sahabat. Dalam mencoba bersukacita. Beradaptasi dengan duri lurus. Menahan kerusakan melindungi diri. Sepantun serupa nan maha kuasa. Andaikata hadir sang kekasih merembes kalbu. 

Sedang pada saat selalu saja terjadi. Memegang ada perasaan hilang. Terjadi perasaan kehilangan saja. Wujud hilang rasa selalu. Kehilangan terai setiap saat. Setiap hari kita selalu mengenal waktu. Menjejaki akar perjalanan. Sujud sungkem di telapak suargaloka.

(Pondok Petir, 07 Maret 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun