Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Melayani Segala Penindasan Penjajahan

7 Maret 2019   10:48 Diperbarui: 7 Maret 2019   18:53 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi : Edy Priyatna

Sedang hari ini kita bersenang hati. Bersyukur sekaligus berdoa. Merdeka sangat mahal harganya. Sentakan bintang jasa di dadamu. Kau berlalu tanpa meminta balas jasa. Pada hari ini kami berdoa untukmu.

Dalam menangis kali ini tanpa air mata. Membayang dalam tulang hitam atau benak. Tiada mampu menurut untuk melihat. Pada dua waktu bersamaan. Terlihat dengan kasat mata. Kami menghapus darah luka tubuhmu.

Cukup layak hari ini kita bergembira. Membangun tanah air kita. Kau angkat senjata tanpa perintah. Mendirikan keturunan bangsa kita. Kami sebagai anak masyarakat warga negara. Berjanji akan menjadi begini sepertimu.

Bagian bumi paling bersih murni. Kapling tanah lahan tandus tak dendam. Banyak orang nan kedahagaan. Menanti tibanya datang sukacita. Betapa ingin tak pernah dingin. Melayani segala penindasan penjajahan.

(Pondok Petir, 02 Maret 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun