Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sebilang Detak Dalaman Hati

4 Maret 2019   08:36 Diperbarui: 4 Maret 2019   08:47 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: topimages.com

Puisi : Edy Priyatna

Sekarang lazimnya kerap terdengar. Bunyi indah pengantar tidur. Nyanyian jangkrik temaram. Melantunkan tembang kesepian. Atau gita katak nan merindu. Mengarung bulan berjalan. Beserta mengiringi bintang bernyanyi. Akankah alunan indah ini pudar. Membuat mata menatap nanar. Waktu ini semua tak ada lagi.

Bengal itu akan datang. Di setiap tarikan hembusan nafas. Sebilang detak dalaman hati. Akhir sebuah keyakinan kiranya takkan gagal. Perlu angin malam mendekap kesunyian. Sendiri berjalan di persimpangan. Bulan hilang di telan kelam awan. Memandang lelap wajahmu. Ku harap ada kepastian. Manakala kau terjaga di keesokan fajar.

(Pondok Petir, 27 Pebruari 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun