Puisi : Edy Priyatna
Tanah kelahiran tumpah darah bangsa. Untuk menjelang kibarkan bendera. Kemauan dalam berlomba. Akan kembali mundur sendiri. Bersamaan kisah sebuah cerita. Tentang negeriku negerimu negeri kita. Memporakporandakan bumi pertiwi. Rembulan hadir memayungi kita. Dirimu mendekapku dalam rengkuhan gelora.
Sebab pemicu memacu ganggu. Bangun mudik kembali lagi. Gelora sepanjang untuk menang. Rasa hati untuk menjadi juara. Kebiasaan terlalu ahli profesional. Tidak semua orang penduduk nan tahu. Sehingga ia sering di datangi para penagih. Dari ikat janji hingga ke nazar. Mendadak dia menjadi seorang penagih hebat.
Jamahlah semangat butir pagi. Dengan senyum nan ramah. Bunga di taman indah. Akan selalu ku sirami. Daerah dengan masa kejayaan membentang. Mabuk kepayang hingga bencana menyerang. Seisi negeri gegap gempita bersukacita. Memporakporandakan bumi pertiwi. Hancurkan tanah leburkan air. Memperoleh nyawa nan melayang. Â
(Pondok Petir, 24 Pebruari 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H