Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Memperoleh Nyawa nan Melayang

1 Maret 2019   08:39 Diperbarui: 1 Maret 2019   08:53 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ahd now.com

Puisi : Edy Priyatna

Tanah kelahiran tumpah darah bangsa. Untuk menjelang kibarkan bendera. Kemauan dalam berlomba. Akan kembali mundur sendiri. Bersamaan kisah sebuah cerita. Tentang negeriku negerimu negeri kita. Memporakporandakan bumi pertiwi. Rembulan hadir memayungi kita. Dirimu mendekapku dalam rengkuhan gelora.

Sebab pemicu memacu ganggu. Bangun mudik kembali lagi. Gelora sepanjang untuk menang. Rasa hati untuk menjadi juara. Kebiasaan terlalu ahli profesional. Tidak semua orang penduduk nan tahu. Sehingga ia sering di datangi para penagih. Dari ikat janji hingga ke nazar. Mendadak dia menjadi seorang penagih hebat.

Jamahlah semangat butir pagi. Dengan senyum nan ramah. Bunga di taman indah. Akan selalu ku sirami. Daerah dengan masa kejayaan membentang. Mabuk kepayang hingga bencana menyerang. Seisi negeri gegap gempita bersukacita. Memporakporandakan bumi pertiwi. Hancurkan tanah leburkan air. Memperoleh nyawa nan melayang.  

(Pondok Petir, 24 Pebruari 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun