Puisi : Edy Priyatna
Menapak jejak sawah hijau. Alam menyebrangi sungai bening. Melintasi hutan belantara. Gunung bukit menjulang. Awan putih langit biru. Kembang tengkuk jantung.
Lantaran pemicu memacu ganggu. Pemusatan daya ingat. Bukan rasa nan tumbuh. Tertutup lapisan kemauan. Hingga menghasilkan derita. Padahal penderitaan bukan sifat kita.
Bagaikan tahun sebelumnya. Ada orang di atas trotoar jalan. Di hantam sebuah mobil hitam. Nyawanya di cabut  secara bersamaan. Tanpa harus ada jati diri. Atas perintah sang pencipta.
(Pondok Petir, 18 Januari 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H