Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sebagai Keterbukaan Pengejaran

20 Januari 2019   09:16 Diperbarui: 20 Januari 2019   09:20 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi : Edy Priyatna

Kembangmu amat harum. Bergerak masuk ke semua urat nadiku. Meleleh keseluruh napasku. Tak pernah ku pikirkan luka. Tersadar dari keterpurukan. Dari sebuah permainan emosi. Setiap bunyi huruf nan ku baca. Tak lain hanya angan belaka.

Melekatkan hasrat di atas langit. Sungguh sangat mengherankan. Tak jemu mata ku melihat diri sendiri. Sementara anak jentera tangan terus menari. Kenyataannya pada hamparan. Bumi indah nan luas bebas. Warnanya sudah sangat sirah bening. Di balik kepekatannya tersirat jelas.

Dakwah memekik keberanian suci. Membanggakan segala hati. Saudara tetap menyimpan riwayat. Pada pintu gerbang kecil. Sesuatu senantiasa telah terhunus. Mengalir cairan pekat berwarna putih. Sebagai keterbukaan pengejaran. Dapat membuat mati apa saja.

(Pondok Petir, 15 Januari 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun