Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Seindah Rembulan Menjenguk Bumi

27 Desember 2018   07:59 Diperbarui: 27 Desember 2018   08:05 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi : Edy Priyatna

Hari ini terjadi lagi. Bagaikan kompetisi balon dunia. Sebuah berita tidak menyenangkan. Bukan karena ada kalah atau menang. Tetapi kisah kasus pejabat lalai. Dalam mengemban tugas negara. Sangat menyedihkan rakyat. Seperti selalu tiada henti. Keadaan adalah lembaran baru bagimu. Jejak langkah mulai tertanda lagi. Akan ada banyak pelangi menghiasi sawahmu. Senantiasa memberikan nikmat para petaninya. Perkenankanlah aku menuturkan goresan hati.

Tahun ini jumlah tikus bertambah lagi. Dari negeri nan menggrogoti uang rakyat. Telah tercatat di seluruh media. Padahal sudah di jaga ketat agar tidak merajalela. Namun masih tetap terulang kembali. Lolos dan bebas dari penjagaan. Makin lebih menyakitkan. Di tangkap pun akan tangan kosong. Seindah rembulan menjenguk bumi. Semua tercipta karena keinginan. Suasana ulang tahun. Tolong catat di hatimu. Aku juga menanam di desaku.

(Pondok Petir, 22 Desember 2018)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun