Puisi : Edy Priyatna
Sepertinya kecanduanku dapat menarik perhatianmu. Atau malah merupakan angka nol besar bagimu. Maafkanlah aku karena aku suka nol kecil. Aku dapat melihat di dalam mataku. Sedang lintup bayangannya ada sedikit pendar cahaya.
Ketika senja aku bersandar di pondoknya. Uraian karya sastra sajak sunyi. Terukir keterangan data penyair. Pada batu pualam indah. Nan di tanam sebagai tonggak.
Selanjutnya terhantar dalam tidur nan indah. Dalam rindu ku belai rembulan. Dan ku sapa peruntungan bintang. Bekuk pelepah daun panjang menjadi hiasan. Sembari ku rebahkan diri ku nan letih.
Lantas ku beri minum bibir ku nan dahaga. Banyak semua gairah ku telah menanggung rindu. Pihak ujung pangkal tanah kavling. Setelah selesai membaca. Lalu tak perlu di tanyakan lagi. Siapa nan terdahulu di lahirkan
(Pondok Petir, 16 Desember 2018)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI