Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Setelah Selesai Membaca

20 Desember 2018   08:14 Diperbarui: 20 Desember 2018   08:42 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi : Edy Priyatna

Sepertinya kecanduanku dapat menarik perhatianmu. Atau malah merupakan angka nol besar bagimu. Maafkanlah aku karena aku suka nol kecil. Aku dapat melihat di dalam mataku. Sedang lintup bayangannya ada sedikit pendar cahaya.

Ketika senja aku bersandar di pondoknya. Uraian karya sastra sajak sunyi. Terukir keterangan data penyair. Pada batu pualam indah. Nan di tanam sebagai tonggak.

Selanjutnya terhantar dalam tidur nan indah. Dalam rindu ku belai rembulan. Dan ku sapa peruntungan bintang. Bekuk pelepah daun panjang menjadi hiasan. Sembari ku rebahkan diri ku nan letih.

Lantas ku beri minum bibir ku nan dahaga. Banyak semua gairah ku telah menanggung rindu. Pihak ujung pangkal tanah kavling. Setelah selesai membaca. Lalu tak perlu di tanyakan lagi. Siapa nan terdahulu di lahirkan

(Pondok Petir, 16 Desember 2018)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun