Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Selama Waktu Masih Terus Berjalan

18 Desember 2018   07:01 Diperbarui: 18 Desember 2018   07:09 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi : Edy Priyatna

Mendambakan hingga hari akhir tiba. Entah berapa tahun lagi lamanya. Kini dalam gundukan tanah aku sendiri. Tiada suatu apapun nan menemani. Semula malam ini aku melewati rumahmu. Jalan raya menjadi batas perintang. Lamunanku terasa panjang. Tentang tawamu masa lampau. Di halaman depan rumah. Menjadi selambar goresan. Terdapat bayangan angan.


Muktamallah pada jalur jiwaku. Semua harta milikku kini tak berarti. Anak orangtua keluarga saudara dan teman. Meninggalkanku seorang diri. Tendensius dalam kaca muka. Ada rasa kecewa. Nan lepas dalam nafas. Semua pembicaraan kita. Akan berubah nyata. Tercatas jelas di halaman muka. Buku terbitan rinduku.


Demi aku benar sendiri. Menyaksikan siang malam tanpa matahari. Membiarkan cacing serangga menggerogoti jasad ini. Dalam gelap nan pekat dalam sunyi sepi. Supaya aku terbang. Bersama burung malam. Walaupun medannya cukup sulit. Menelan segala energi. Selama waktu masih terus berjalan. Untuk kembali turun pada pagi hari. Kampung desa kandang halaman.

(Pondok Petir,14 Desember 2018)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun