Puisi : Edy Priyatna
Â
Letak pengumpulan tonggak sejarah. Nan melahirkan keturunan kita. Cermin melihat dearah rusak. Tempat untuk sirna dalam resah. Saksi dari semua permasalahan. Arena pertarungan merebut kekuasaan. Telaga mata air dan air mata. Jangan kenyang pusatku. Melihat badan sendiri. Sementara selama lingkaran. Tangan terus mencari. Memutuskan pilah sastra. Tulisan hidup dan mati. Otakku selalu berpikir. Tanpa putus asa. Pangkal semua kerangka. Nan menyembur lemak tulang. Alam nan satu dalam damai. Tempat kita selalu berpijak. Di mana pangkal kayu nan menegakkan. Seandainya kita ingat tanah ini. Bila kita sedang dalam kesengsaraan. Bahaya di atas kegembiraan.
(Pondok Petir, 27 Nopember 2018)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H