Puisi : Edy Priyatna
Pagi nan gelap memberi petaka
saat ingin menghadap sang pencipta
setelah waktu subuh telah memanggil
sontak jiwa menjadi tertekan
selintas datang malaikat pencabut nyawa
dengan sebilah pisau tertancap
Merubah nasib semua manusia
hanya dapat meratap semua peristiwa
menanti vonis tunda hakim dunia
keputusan tuhan nan maha kuasa
menunggu kematian dalam penjara
selama kurang lebih beberapa tahun
Harap membeli beras serta lauk pauk
nan harganya telah melonjak tinggi
hingga selalu membuat sedih
pengikut anak buah di desaku
kini keesokan harinya
jiwaku mesti telah di jual
Menarik jiwa nan telah terpanggil
aku berharap pagi ini
saat mentari mulai tiba
dapat pergi ke pasar
belanja tahu dan tempe
sekarang telah menjadi nyata
(Pondok Petir, 17 Agustus 2018)