Puisi : Edy Priyatna
Wahai Ibu Kartini
sesungguhpun kau telah tiada
walakin semangatmu nan membara
masih membalas hati kaum wanita Indonesia
Aku rindu dengan senyummu
aku rindu dengan kasih sayangmu
aku rindu dengan belai lembutmu
aku rindu akan memelukmu
Malam nan dingin
dengan berselimut kesendirian
kuterbangun menatap langit-langit kamarku
terlintas benak sosok engkau
Aku ingin kau tahu itu
nan selalu menemaniku menjemput pagi
setiap langkah kakiku kau selalu ada
karena kau begitu berarti dalam hidupku
Semua itu kini tak dapat lagi kurasakan
karena saat ini aku jauh darimu
mekipun sebenarnya aku tak bisa
namun aku yakin semua itu akan berakhir
Lihatlah kini kartini-kartini modern
nan terus berjuang dalam semangatmu
maafkan aku terlalu tenggelam dalam kesibukan
melupakan jasamu nan telah mengangkat derajat kaumku
Wahai Ibu Kartini
hadirmu cerahkan nurani
perjuanganmu menjadi obsesi
jasamu telah terpatri dalam insan pertiwi
Selalu menemaniku menjemput pagi
kerap menemaniku menikmati panasnya sinar matahari
sering menemaniku menyaksikan bulan dan bintang
kembali mengantarku kedalam tidur nan panjang
Ingin kurasakan lagi hadirmu
nan selalu menyemangati jiwa
dan mengingatkan kembali
maka habislah gelap terbitlah terang
(Pondok Petir, 21 April 2018)