Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[100Puisi] Mencangkul Sebongkah Hatimu Membelai Semenanjung Asa Kini Gulana

19 Februari 2016   22:08 Diperbarui: 19 Februari 2016   22:50 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[100Puisi] Mencangkul Sebongkah Hatimu Membelai Semenanjung Asa Kini Gulana

Puisi : Edy Priyatna

Berilah kendaraan tak akan lewat lagi di jembatan nan telah rombeng ini gelagar-gelagar tiang tali mengangguk patuh bus karatan serupa itu dulu selalu lewat dengan lagu suara perkataan desah nan mengisi senja hari.

Kami terpaku di sebuah sudut keluhkan nasib hidup senantiasa menanti tak pasti sejak ada janji-janji para pemimpin selesai walau pagi berganti ku lihat wajah malam dan suara deras hujan dalam sajak tumpahan hati.

Hamba ingin alam menikmati rasa itu ketika kau sampaikan berita dekat mungkin perih tanah digali terangkat dari dalam ilmu nan takkan pernah indah dalam promosi dirimu saat kita berkenalan kami hendak memacul.

Mencangkul sebongkah hatimu membelai semenanjung asa kini gulana helai-helai rindu melayang berserakan dihembus napas angin memburu tersengal-sengal jangan kau biarkan rasa itu hambar dan penutup hujan.

Demi sesuap nasi kadang kala dan berteriak dalam sunyi selalu menanti tertelan muatan dan orang penuh tanda tanya dia mana kepala terminal disini bus tak mau lagi berhenti jembatan kembali membentang merebut.

(Pondok Petir, 19 Pebruari 2016)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun