Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[100Puisi] Panjangpun tak Berani di Tunggu Kerinduan Bagai Api nan Selalu Terbakar

18 Februari 2016   21:25 Diperbarui: 19 Februari 2016   09:38 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[100Puisi] Panjangpun tak Berani di Tunggu Kerinduan Bagai Api nan Selalu Terbakar

Puisi : Edy Priyatna

Sayang nan tulus takkan lekang oleh waktu adalah nyanyian senandung pengantar tidur status tertancap dalam kalbu nan berduka jenazah layon bagaikan mayat tanpa rumah saat berlari disetubuhi takut tidur gondrong

Panjangpun tak berani di tunggu kerinduan bagai api nan selalu terbakar menyala dalam tidur masih tergambar warnanya ada waktunya kita loyo mengenal lemah bukan larut dalam kekalahan ada saat kita mengetahui

Ketika kubuka mata kecilku tak ada yang dapat kutatap gelap dan dingin mendekap sementara kuberpikir sejenak terdengar suara halus resonan bergema kamu tak bisa bergerak mengenal kuat dan ketika reda tengah

Seandainya untuk diriku bangkit tak ada nan dapat kuraih gelap moderat dingin makin mendekap tak henti kuberpikir tiba-tiba aku baru saja aman terjaga kembali ini bukan mimpi tanpa suara benar langit sedang marah

Minuman mu menimbun di ubun-ubun menyusuk terus kerongga depan mundur kututup mata kecil ku kucoba berusaha untuk bermimpi dewasa gelap menjadi terang agar dingin menjadi hangat tanpa terasa berulang

(Pondok Petir, 17 Pebruari 2016)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun