Sementara ditangkappun tak merasa menyesal insaf kau pandai berkelit badan kau pintar bersilat lidah tidak mau mengakui salah padahal sudah jelas terbukti masih juga lakukan usaha untuk kebebasan diri kau cerdas bersilat lidah enggan dituding bermental murah padahal dirimu manusia itulah aku telah mengenal dirimu kelu dan serakah harus membenarkan
Saya belajar hidup kendati belum maksimal ke sinambungan beroperasi perlahan bertahan dalam damai tanpa perang negeri sejuk karena aman kerukunan menciptakan kebersamaan nan indah menuju masa ambang dengan keihklasan kerelaan dalam perlindungan nya pada setiap waktu benua ini dengan matamu lebar-lebar sarwa semua orang menjadi malu
Sebelum azab mendatangi dirimu negeri ini dengan mata hatimu semua karena ulahmu sebentar lagi kawasan negara ini akan rusak berantakan menjadi bulan-bulanan bangsa lain dan sekali lagi bukalah mata hati mu rakyat nya menjadi miskin semua rakyatnya menjadi gundah dan gulana semua rakyat nya menjadi gelisah dan semua rakyat nya menjadi susah
(Pondok Petir, 09 Pebruari 2016) |Â Puisi : Edy Priyatna
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H